TUGAS PENGGANTI UTS ISD
STIKES NGUDI WALUYO UNGARAN
SEMESTER 1
Nama : APRIYANTI DEWI PUSPITA SARI
Kelas : PSIK A
NIM : 010113a013
Assalamu’alaikum wr.wb
Saya
akan menceritakan tentang tempat tinggal saya yaitu di Kelurahan
Keturen, Kecamatan Tegal Selatan, Kota Tegal. Tempat tinggal saya berada
di tengah-tengah kota dan dekat dengan Jalan Pantura. Dan akan saya
ceritakan tempat tinggal saya yang termasuk masyarakat perkotaan tetapi
rasa gotong royong dan kebersamaan masih terjaga satu sama lain
dikarenakan seringnya diadakan musyawarah antarwarga.
Di setiap bulan
juga selalu di adakan perkumpulan rutin di rumah Ketua RW yang berguna
untuk membahas segala keperluan masyarakat antarwarga. Walaupun di
tempat tinggal saya termasuk masyarakat perkotaan tetapi beberapa warga
masih saling menjaga adat tradisi nenek moyang, dan juga masih percaya
terhadap mitos orang terdahulu. Sebenarnya di tempat tinggal saya dapat
terbilang masyarakat pedesaan tetapi hanya letaknya saja yang berada di
tengah perkotaan dan dekat dengan Jalan Pantura.
Di bilang termasuk
pedesaaan karena di masyarakat tempat tinggal saya masih ada rasa
kekeluargaan dan kebersamaan antar tetangga tidak seperti masyarakat
perkotaan pada umumnya. Di tempat tinggal saya juga masih terdapat
kesatuan dan keutuhan kebudayaan sehingga tidak ada rasa individualis
antarwarga. Di daerah tempat tinggal saya juga masih banyak
berpencaharian sebagai petani, entah itu petani padi, petani tebu, dan
sebagainya. Juga masih banyak warga yang berpencaharian sebagai nelayan (
Mayang ).
Di kota tegal juga biasanya di sebut sebagai Kota Bahari
di karenakan Kota tegal dekat dengan laut dan banyak warga yang bekerja
sebagai Pemilet ikan dan berburu ikan. Di tempat tinggal saya juga
sering di adakan beberapa pertunjukkan ketika ada di salah satu warga
yang sedang mengadakan khitanan. Dan tidak juga pada khitanan tetapi
ketika ada perlombaan di setiap desa. Pertunjukkan tersebut ialah
angklung/calung, drumband, jaran lumping, ronggeng monyet.
1. ANGKLUNG / CALUNG
Angklung
adalah sebuah alat musik tradisional yang terbuat dari bambu, yaitu dua
ruas bambu atau lebih dengan ukuran yang berbeda disusun pada bambu
yang lain sebagai penyangga. Cara menggunakan angklung adalah dengan
menggoyangkannya. Walaupun alat musik angklung berasal dari tanah sunda
(Jawa Barat), tetapi daerah Tegal selalu mempergunakan alat angklung ini
sebagai pertunjukan apabila di adakannya pawai. Angklung/Calung
biasanya di mainkan oleh Perkelompok ( group ) dan biasanya terdiri
pemuda sampai orang tua. Di dalam angklung/calungh ini biasanya di
pimpin oleh dua cewe sebagai pemandu musik. Angklung/calung biasanya
menggunakan pakaian yang seragam.
2. DRUM BAND
Drum band
menurut arti katanya adalah gabungan alat musik jenis drum dan alat
musik tiup maupun alat musik perkusi yang bernada yang dimainkan secara
bersamaan. Seperti Senar drum, trio, bass, single, pianika, dll.
Namun,
gabungan alat musik yang dimainkan secara kelompok tersebut belum dapat
disebut drum band bila cara memainkannya tidak dibarengi dengan gerakan
langkah kaki melangkah, berjalan maupun berpindah. Dari kelompok drum
band dapat berkembang kesatuan yang lebih besar selain unsur instrumen
musik perkusi dan instrumen tiup yaitu dengan ditambahkannya Color Guard
(CG) yang merupakan salah satu unsur pendukung yang ikut menentukan
penilaian dalam suatu perlombaan drum band. Selain itu ada pula unsur
pendukung lainnya seperti Gitapati dan mayoret yang bertugas sebagai
pemandu alat musik drumband.
3. JARAN LUMPING
Jaran
lumping juga disebut jaran kepang atau jathilan adalah tarian
tradisional Jawa menampilkan sekelompok prajurit tengah menunggang kuda.
Tarian ini menggunakan kuda yang terbuat dari bambu yang di anyam dan
dipotong menyerupai bentuk kuda. Anyaman kuda ini dihias dengan cat dan
kain beraneka warna. Tarian kuda lumping biasanya hanyamenampilkan
adegan prajurit berkuda, akan tetapi beberapa penampilan kuda lumping
juga menyuguhkan atraksi kesurupan, kekebalan, dan kekuatan magis,
seperti atraksi memakan beling dan kekebalan tubuh terhadap deraan
pecut. Jaran Kepang merupakan bagian dari pagelaran tari reog.
4. RONGGENG MONYET
Ronggeng
monyet atau topeng monyet, dimana seekor monyet dapat memperagakan
berjalan tegak sambil membawa payung-payungan, memikul bakul-bakulan,
mengendarai sepeda-sepedaan, dan aneka atraksi lainnya.
Atraksi ini
pada umumnya berlangsung di bawah kendali sang Pawang, dengan diiringi
bunyi gamelan sederhana. Setelah adegan selesai, para penonton merasa
terhibur dan langsung memberikan saweran sukarela, sebagai balas jasa
atau tanda terima kasih atas atraksi yang telah disuguhkan oleh sang
Pawang dengan monyetnya.
Selain mengadakan pertunjukkan seperti di
atas, di tempat tinggal saya juga mengadakan Qasidah/rebana dan serta
pengajian rutin di setiap minggunya seperti :
1. Pengajian Rabuan
Pengajian
rabuan yaitu pengajian rutin yang di adakan setiap hari selasa malam
rabu. Pengajian ini di hadiri oleh para bapak yang ada di daerah tempat
tinggal saya. Dan di setiap tahunnya selalu di adakan ziarah ke
makam-makam walisongo.
2. Pengajian Seninan
Pengajian seninan
yaitu pengajian rutin yang di adakan setiap hari minggu malam senin.
Pengajian ini di hadiri oleh bapak-bapak yang rumahnya di daerah tempat
tinggal saya. Pengajian seninan ini sebenarnya sama juga dengan
pengajian rabuan tetapi Cuma waktu pelaksanaannya yang berbeda. Dan
pengajian seninan ini tidak semua bapak-bapak yang mengikuti pengajian
rabuan berarti mengikuti juga pengajian seninan. Tergantung dari niat
masing-masing setiap orang.
3. Pengajian Mingguan
Pengajian
mingguan yaitu pengajian rutin yang di adakan setiap hari sabtu malam
minggu. Pengajian ini dihadiri oleh para ibu yang bertempat tinggal di
daerah sekitar tempat tinggal saya. Pengajian mingguan juga selalu
membuat pakaian persatuan untuk dikenakan setiap waktu-waktu tertentu
seperti diadakannya ziarah ke makam-makam walisongo dan makam-makam para
kyai yang dahulunya telah mengajarkan pendidikan agama di masjid daerah
tempat tinggal saya.
4. Jamiyahan
Jamiyahan yaitu sejenis
pengajian tetapi waktu pelaksaannya di sore hari dan diadakan rutin
setiap hari minggu sore. Pengajian ini di hadiri oleh para ibu dan
sesepuh ( nenek ) tetapi lebih di dominasi dihadiri oleh para sesepuh.
Pengajian ini tidak jauh berbeda dengan pengajian mingguan.
Wassalamu’alaikum wr.wb
Tidak ada komentar:
Posting Komentar