Senin, 16 Desember 2013

Desa Keturen KOTA TEGAL

TUGAS PENGGANTI UTS ISD

STIKES NGUDI WALUYO UNGARAN
SEMESTER 1

Nama        :        APRIYANTI DEWI PUSPITA SARI
Kelas         :        PSIK A
NIM           :        010113a013

Assalamu’alaikum wr.wb
Saya akan menceritakan tentang tempat tinggal saya yaitu di Kelurahan Keturen, Kecamatan Tegal Selatan, Kota Tegal. Tempat tinggal saya berada di tengah-tengah kota dan dekat dengan Jalan Pantura. Dan akan saya ceritakan tempat tinggal saya yang termasuk masyarakat perkotaan tetapi rasa gotong royong dan kebersamaan masih terjaga satu sama lain dikarenakan seringnya diadakan musyawarah antarwarga.
Di setiap bulan juga selalu di adakan perkumpulan rutin di rumah Ketua RW yang berguna untuk membahas segala keperluan masyarakat antarwarga. Walaupun di tempat tinggal saya termasuk masyarakat perkotaan tetapi beberapa warga masih saling menjaga adat tradisi nenek moyang, dan juga masih percaya terhadap mitos orang terdahulu. Sebenarnya di tempat tinggal saya dapat terbilang masyarakat pedesaan tetapi hanya letaknya saja yang berada di tengah perkotaan dan dekat dengan Jalan Pantura.
Di bilang termasuk pedesaaan karena di masyarakat tempat tinggal saya masih ada rasa kekeluargaan dan kebersamaan antar tetangga tidak seperti masyarakat perkotaan pada umumnya. Di tempat tinggal saya juga masih terdapat kesatuan dan keutuhan kebudayaan sehingga tidak ada rasa individualis antarwarga. Di daerah tempat tinggal saya juga masih banyak berpencaharian sebagai petani, entah itu petani padi, petani tebu, dan sebagainya. Juga masih banyak warga yang berpencaharian sebagai nelayan ( Mayang ).
Di kota tegal juga biasanya di sebut sebagai Kota Bahari di karenakan Kota tegal dekat dengan laut dan banyak warga yang bekerja sebagai Pemilet ikan dan berburu ikan. Di tempat tinggal saya juga sering di adakan beberapa pertunjukkan ketika ada di salah satu warga yang sedang mengadakan khitanan. Dan tidak juga pada khitanan tetapi ketika ada perlombaan di setiap desa. Pertunjukkan tersebut ialah angklung/calung, drumband, jaran lumping, ronggeng monyet.

1.     ANGKLUNG / CALUNG
Angklung adalah sebuah alat musik tradisional yang terbuat dari bambu, yaitu dua ruas bambu atau lebih dengan ukuran yang berbeda disusun pada bambu yang lain sebagai penyangga. Cara menggunakan angklung adalah dengan menggoyangkannya. Walaupun alat musik angklung berasal dari tanah sunda (Jawa Barat), tetapi daerah Tegal selalu mempergunakan alat angklung ini sebagai pertunjukan apabila di adakannya pawai. Angklung/Calung biasanya di mainkan oleh Perkelompok ( group ) dan  biasanya terdiri pemuda sampai orang tua. Di dalam angklung/calungh ini biasanya di pimpin oleh dua cewe sebagai pemandu musik. Angklung/calung biasanya menggunakan pakaian yang seragam.

2.     DRUM BAND
Drum band menurut arti katanya adalah gabungan alat musik jenis drum dan alat musik tiup maupun alat musik perkusi yang bernada yang dimainkan secara bersamaan. Seperti Senar drum, trio, bass, single, pianika, dll.
Namun, gabungan alat musik yang dimainkan secara kelompok tersebut belum dapat disebut drum band bila cara memainkannya tidak dibarengi dengan gerakan langkah kaki melangkah, berjalan maupun berpindah. Dari kelompok drum band dapat berkembang kesatuan yang lebih besar selain unsur instrumen musik perkusi dan instrumen tiup yaitu dengan ditambahkannya Color Guard (CG) yang merupakan salah satu unsur pendukung yang ikut menentukan penilaian dalam suatu perlombaan drum band. Selain itu ada pula unsur pendukung lainnya seperti Gitapati dan mayoret yang bertugas sebagai pemandu alat musik drumband.

3.     JARAN LUMPING

Jaran lumping juga disebut jaran kepang atau jathilan adalah tarian tradisional Jawa menampilkan sekelompok prajurit tengah menunggang kuda. Tarian ini menggunakan kuda yang terbuat dari bambu yang di anyam dan dipotong menyerupai bentuk kuda. Anyaman kuda ini dihias dengan cat dan kain beraneka warna. Tarian kuda lumping biasanya hanyamenampilkan adegan prajurit berkuda, akan tetapi beberapa penampilan kuda lumping juga menyuguhkan atraksi kesurupan, kekebalan, dan kekuatan magis, seperti atraksi memakan beling dan kekebalan tubuh terhadap deraan pecut. Jaran Kepang merupakan bagian dari pagelaran tari reog.

4.  RONGGENG MONYET
Ronggeng monyet atau topeng monyet, dimana seekor monyet dapat memperagakan berjalan tegak sambil membawa payung-payungan, memikul bakul-bakulan, mengendarai sepeda-sepedaan, dan aneka atraksi lainnya.
Atraksi ini pada umumnya berlangsung di bawah kendali sang Pawang, dengan diiringi bunyi gamelan sederhana. Setelah adegan selesai, para penonton merasa terhibur dan langsung memberikan saweran sukarela, sebagai balas jasa atau tanda terima kasih atas atraksi yang telah disuguhkan oleh sang  Pawang dengan monyetnya.
Selain mengadakan pertunjukkan seperti di atas, di tempat tinggal saya juga mengadakan Qasidah/rebana dan serta pengajian rutin di setiap minggunya seperti :
1.     Pengajian Rabuan
Pengajian rabuan yaitu pengajian rutin yang di adakan setiap hari selasa malam rabu. Pengajian ini di hadiri oleh para bapak yang ada di daerah tempat tinggal saya. Dan di setiap tahunnya selalu di adakan ziarah ke makam-makam walisongo.
2.     Pengajian Seninan
Pengajian seninan yaitu pengajian rutin yang di adakan setiap hari minggu malam senin. Pengajian ini di hadiri oleh bapak-bapak yang rumahnya di daerah tempat tinggal saya. Pengajian seninan ini sebenarnya sama juga dengan pengajian rabuan tetapi Cuma waktu pelaksanaannya yang berbeda. Dan pengajian seninan ini tidak semua bapak-bapak yang mengikuti pengajian rabuan berarti mengikuti juga pengajian seninan. Tergantung dari niat masing-masing setiap orang.
3.     Pengajian Mingguan
Pengajian mingguan yaitu pengajian rutin yang di adakan setiap hari sabtu malam minggu. Pengajian ini dihadiri oleh para ibu yang bertempat tinggal di daerah sekitar tempat tinggal saya. Pengajian mingguan juga selalu membuat pakaian persatuan untuk dikenakan setiap waktu-waktu tertentu seperti diadakannya ziarah ke makam-makam walisongo dan makam-makam para kyai yang dahulunya telah mengajarkan pendidikan agama di masjid daerah tempat tinggal saya.
4.     Jamiyahan
Jamiyahan yaitu sejenis pengajian tetapi waktu pelaksaannya di sore hari dan diadakan rutin setiap hari minggu sore. Pengajian ini di hadiri oleh para ibu dan sesepuh ( nenek ) tetapi lebih di dominasi dihadiri oleh para sesepuh. Pengajian ini tidak jauh berbeda dengan pengajian mingguan.
Wassalamu’alaikum wr.wb

Tidak ada komentar:

Posting Komentar